Papua, infoaktual.id -- Tragedi banjir bandang yang melanda Sentani tahun 2019 lalu di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, diduga akibat kerusakkan ekosistem hutan karena ulah masyarakat.
Bupati Jayapura, Matius Awoitauw mengaku saat ini Pemerintah Kabupaten Jayapura terus berupaya menyelamatkan kawasan penyangga dan cagar alam pegunungan Siklop dari aktivitas perambahan.
Salah satu cara yang dilakukan Pemkab Jayapura yakni bekerja sama dengan Dewan Adat di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, untuk menjadi Garda terdepan dalam penyelamatan kawasan hutan siklop dari ancaman alih fungsi lahan.
"Ada rencana minggu depan, seluruh masyarakat baik yang di utara maupun selatan Kabupaten Jayapura dan kota Jayapura,harus ada yang di garda depan. Karena mereka yang memiliki hak ulayat. Pemerintah membackup dengan unsur-unsur yang lain," ujar Bupati
Matius menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkot Jayapura terkait keterlibatan pihak adat di kota Jayapura,untuk bersama-sama mengatasi persoalan perambahan di kawasan penyangga gunung Siklop
"Tidak ada cara lain kecuali kita batasi. Itu sudah komitmen.Kita mencari waktu yang pas minggu depan,hari selasa,rabu atau Kamis.Kita kumpul disalah satu rumah adat Obe,semua stakeholder bisa hadir lalu mengambil keputusan bersama.Selama ini kita hanya wacana,tapi besok kita ambil langkah tegas, untuk menyelamatkan hutan Siklop".ujar Matius.
Banjir bandang yang pernah melanda Sentani,Jayapura mengakibatkan ribuan warga mengungsi dengan 112 korban jiwa,94 orang hilang dan 915 korban luka-luka.(Agus)