Darmin Ramal Defisit Transaksi Berjalan Lampaui 3 Persen
Menko Perekonomian Darmin Nasution memprediksi defisit neraca transaksi berjalan kuartal III 2018 bakal melebihi 3 persen, atau naik dari kuartal sebelumnya. (Dok. Biro Humas Menko Perekonomian).
Jakarta, - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasutionmemprediksi defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal III 2018 bakal melebihi 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), atau meningkat dari kuartal sebelumnya.
"Saya belum tahu, kemungkinan iya (defisit melebihi 3 persen). Tapi itu bukan sesuatu yang mengkhawatirkan," kata Darmin di kantornya, Jumat (9/11).
Menurut Darmin, defisit transaksi berjalan melebar lantaran angka impor masih tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor per September 2018 di angka US$14,60 miliar. Impor September turun 13,18 persen dibanding bulan sebelumnya yakni US$16,84 miliar.
Darmin mengatakan impor tetap berjalan untuk menopang laju perekonomian. Pada kuartal III 2018 ekonomi Indonesia bertumbuh 5,17 persen.
Di sisi lain, imbas perang dagang masih berlanjut, sehingga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekspor Indonesia. Per September 2018, ekspor terpantau di angka US$14,83 miliar menurun 6,58 persen dibanding bulan sebelumnya yakni US$15,18 miliar.
"Setelah perang dagang itu, masing-masing bikin. India bikin bea masuk tinggi terhadap CPO, lalu ekspor kita ke AS sedikit melambat dan sebagainya," imbuh Darmin.
Kendati demikian, Darmin menegaskan kondisi tersebut tidak sepenuhnya mengkhawatirkan. Sebab, aliran dana masuk (capital inflow) mulai tampak sejak rupiah menguat beberapa hari lalu. Darmin meyakini capital inflow mampu mengimbangi kenaikan CAD.
"CAD sudah dari 1970-an. Jadi tidak bisa dalam satu sampai dua tahun diubah (surplus), karena itu umurnya sudah 50 tahun," kata Darmin. (ulf/lav)