Sekretaris Dinas Kesehatan Tolitoli, Syafrudin A. Rahman : 254 TEGMEDIS SELURUH PUSKEMAS SUDAH “DISAPA” VIRUS CORONA, BEGINI CARA TIM TRECER ATASI.
Tolitoli | infoaktual.id | Sampai hari ini, 254 tenaga medis (Tegmedis) Puskesmas se Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng) sudah “disapa” Virus Corona, atau yang dikenal Covid-19.
Demikian diungkap Sekretaris Dinas Kesehatan (Sekdiskes) Tolitoli, Syafrudin A. Rahman. ST.M. Eng saat media ini mengorek sistim operasional tim Trecer (pelacak) dan tegmedis kesehatan terdepan terpapar pandemi virus Corona yang hari-hari ini melanda daerah yang dinakodai Bupati yang senantiasa tampil ceria, AmranYahya itu.
“ Mereka sekarang diisolasi mandiri, tapi sebagian sudah sembuh,”ujarnya di kantor, sore kemarin, Jumat 27/8/2021. Ditambahkan, soal pelayanan pada kondisi darurat – karena terpapar – seperti ini, operasional puskesmas tetap seperti biasa, dengan tentu pembagian tugas diatur estra dan lebih proffesional lagi.
Tentang penyebab tegmedis terpapar, pria yang sering disapa Sappe ini memperkirakan faktor SOP penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) kurang karena mungkin lantara capek, sehingga saat melepas APD, belahan APD terkena bagian wajah para tegmedis tadi.
Merekadianjurkan isolasi mandiri tambah dia, karena hanya bergejala ringan, berkat gerak cepat Tim Tracer, petugas pelacakan (tracing) penyebaran Covid-19 yang tersebar di tiap kecamatan, merespon keluhan di lapangan.
“Terdeteksi lebih awal berkat gerak cepat Tim Trecer tadi, maka mereka hanya dinyatakan bergejala ringan. Hanya diisolasi mandiri. Insya Allah teman-teman cepat sembuh, “ tutur Sappe, dan ditambahkan kejadian ini sejak Maret, dengan paparan terbanyak di puskemas Kota, dan yang “disapa” kebanyakan tegmedis wanita.
Oya, Pak Kadis (Anjasmara S.PT.MP) lanjut Sekdiskes, berpesan untuk sementara hindari dulu interaksi dengan orang lain, dan berharap tenaga medis lain tetap semangat malayani masyarakat dengan penuh kehati-hatian, terutama penggunaan APD harus benar-benar sesuai prosedur.
Ditanya soal sistim pelacakan timTrecer, Sappe menjelaskan didahului adanya laporan dulu, baru kemudian dikonfirmasi bahwa kamu tadi bertemu dengan siapa saja.
“Terus tim trecer mendatangi atau menghubungi dengan telpon, kemudian dilacak. Contok misalnya di kantor ini, ada satu orang terdeksi, maka semua harus ditracing, ditelusuri dan dites, kemudian tim trecer melacak keluar, ke keluarganya dan terus dipantau supaya sebaran kasusnya (Covid-19, red) terkendali,” Pungkas Syafrudin.(tia/din)