Akibat Sedimentasi dan Pencemaran, Danau Sentani Papua Mulai Kritis
Papua, infoaktualnews.id |Sebagai salah satu destinasi wisata di Provinsi Papua, danau Sentani kini mulai kritis akibat erosi, sedimentasi dan pencemaran.
Danau terbesar di Papua, dengan 9.360 H, selain berfungi sebagai sumber air utama penduduk sekitar, juga dimanfaatkan untuk keperluan industri, irigasi lahan perkebunan, perikanan tangkap hingga perikanan budidaya.
"Dulunya air danau ini bisa langsung dikonsumsi tanpa dimasak. Rasanya lebih enak dibandingkan air minum isi ulang. Sekarang tidak lagi, sudah banyaknya sampah, termasuk kotoran manusia mencemari danau," ujar seorang warga kampung Yoke, Edwin Effa.
Di tengah ancaman rusaknya ekosistim danau Sentani, Pemerintah setempat bersama masyarakat pesisir danau mulai melakukan aksi penyelamatan, dengan membersihkan sampah dan membangun tempat Mandi Cuci Kasus (MCK).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo saat berkunjung ke Kabupaten Jayapura menilai, marak pembangunan rumah penduduk di atas danau tidak menguntungkan untuk jangka panjang.
Sebabnya, tak sedikit masyarakat yang bermukim di kawasan danau Sentani itu masih terbiasa membuang kotoran ke danau. Dikatakan, ancam sedimentasi tak lepas dari tekanan di hulu, yakni di kawasan pegunungan Cycloop yang rentan perambahan illegal, sementara ada sekitar 12 anak sungai dari pegunungan Cycloop langsung mengalir ke danau Sentani.
Karenanya, danau Sentani kini ditetapkan sebagai satu dari 15 danau prioritas Nasional. Hal ini merupakan PR kita bersama untuk melestarikan danau itu supaya sedimentasi disana tidak berimbas pada hilangnya keragaman spesies ikan endemik di danau itu.
Melihat kondisi danau sentani saat ini, Doni Monardo berpesan, sudah sepatutnya semua pihak melek tidak merambah hutan secara illegal, tidak membuang sampah ke danau serta aktifitas lain yang berpotensi merusak areal danau dan cagar alam sekitar danau.(Agus)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
