Perubahan Disektor Kuliah Gratis Diserang Paslon Lain, Berikut Penegasan Pengusung Muchtar-Bakri
Tolitoli,infoaktualnews.id | Terhadap serangan salah satu tim sukses (timses) pasangan calon (paslon) lain berapa hari lalu yang menyatakan program Kuliah Gratis yang dijanjikan Paslon Perubahan nomor 2, Muchtar-Bakri adalah janji tidak masuk diakal, dipertegas ketua partai pengusung dari Golkar, Moh Faizal Lahadja.
“Inilah akibatnya kalau krikit program tapi isi kepalanya nda nyampe, nda ngerti realitas sesungguhnya,” ungkap ketua DPD Partai Golar Tolitoli itu saat ditemui usai shalat jumat di Media Center Muchtar-Bakri depan lapangan Haji Hayun Tolitoli (23/10/2020).
Jadi begini cara menghitungnya bos, terang Faizal, menurut data setiap tahunya ada sekitar 3000 an lulusan SMA dan sederajat. Dari 3000 yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT) hanya sebesar 30 - 40 % atau 1000 - 1200 orang tiap tahunnya.
“Dari 1000 - 1200 keluusan yang lanjut kuliah itu, ada sekitar 60 % atau 600 - 800 kelulusan melanjutkan kuliah di luar tolitoli, seperti palu, makassar dan jawa, dan mereka ini umumnya berasal dari pusat kota Tolitoli yang tingkat ekonomi ortunya (orang tuanya,red) baik,”ujarnya.
Sementara sisanya, lanjut Faizal Lahadja yang sekitar 40 % atau 400 - 600 kelulusan yg melanjutkan kuliah di PT Lokal Madako, Stie, Stip, dan STIKP Soni. Mereka yang umumnya kuliah dikampus lokal ini adalah mereka yang berasal dari kecamatan Dondo, Dampal, tolitoli utara, Basidondo dan lain lain, dimana ekonomi ortunya lemah.
“Kelompok ortu yang tingkat ekonominya yang rendah inilah yg kita sasar lewat program kuliah gratis tadi,” terang anggota DPRD Sulteng itu.
Ditambahkan, ada dua komponen yang mendapat mamfaat dari program kuliah gratis ini, pertama siswa yg ingin kuliah tapi tidak punya biaya, dan yang ke dua dia bisa kuliah di PT lokal Madako, Stie, Stip, STkip Dampal tanpa harus mengeluarkan biaya seperti yang sudah sudah.
Sekarang mari kita hitung biaya yang harus disiapkan, urai Faizal, ongkos kuliah di Tolitoli saat ini per semester paling tinggi Rp 1,5 juta, kalau dua semester, satu tahun berarti Rp 3 juta.
“Kalau kita asumsikan 600 mahasiswa yang kita biayai, maka 600 x 3 juta = Rp 1,8 milyar, dikalikan empat (4) angkatan, karena 4 tahun mereka baru jadi sarjana, maka dana yang dibutuhkan hanya 4 x Rp 1,8 M = 7,2 miliar bos,” papar Faizal.
Dicerahkan Faizal, program kuliah gratis seperti ini bukanlah program baru. Secara nasional, program ini sudah dimulai sejak 2012, seperti misalnya di Sulsel dan Jawa, dengan nama Program Beasiswa Bidikmisi, sebuah bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa yang memenuhi kriteria untuk menempuh pendidikan sarjana sampai selesai dan tepat waktu.
“Bukan cuma kuliah gratis, mahasiswa yang diikutkan dalam program ini juga dapat uang saku per semester. Dan kalau tidak salah Madako juga sudah ikutkan juga mahasiswanya keprogram Beasiswa Bidikmisi ini,” tegasnya.
Ketegasan Faizal tersebut sekaligus mementahkan serangan timses paslon lawan yang intinya mengatakan jangan karena ada orang yang baru kita kenal satu dua hari, datang kerumah bapak ibu, menawarkan janji-janji muluk dan memberikan tentang masa depan baru, lantas kita percaya begitu saja, jangan karena hal itu memang tidak masuk akal, tidak sesuai kemampuan keuangan daerah kita.
“Nama dan karir pak haji Muchtar ini sudah menasional, dan anda tahu itu bro. Yang membuat kamu tidak kenal hingga pencernaan isi kepala mu jadi buntu begitu adalah konsep nasional beliau (Muchtar,red) yang dituang ke dalam program masa depan baru bernama perubahan tadi,” tembak anggota DPRD Sulteng dua periode itu. Yang ditembak tak lain timses Paslon itu, hmmm.(din)