Dengan Program Gertak Bos, Produksi Padi Di Kabupaten Buol Capai 9 Ton Per Hektar
Buol, infoaktual.id -- Panen Perdana padi sawah di Desa Lakea, kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng), minggu (12/7/2020) yang merupakan program Gertak Bos Perusahaan Daerah (Perusda), menembus produksi 9 ton gabah per hektar.
Panen perdana ini dihadiri Bupati Buol, Kapolres, Sekretaris Daerah, Direktur Perusda dan kepala Bank Mandiri Kabupaten Buol sebagai mitra Perusda dan Kepala dinas Pertanian.
Hasil produksi gabah Gertak Bos itu menjadi perbincangan hangat di kalangan petani.
"Selama ini kami mengelolah sawah di areal itu, nanti melalui program Perusda ini produksinya mencapa 7 s/d 9 ton," ungkap salah seorang warga yg juga petani intervensi perusda.
Dirut Perusda Kabupaten Buol, Dr.Ir. Syamsuddin Koloi yang ditemui saat panen menjelaskan program Gertak Bos itu merupakan program sinergitas Pemda kabupaten Buol bersama Perusda untuk mencapai surplus beras di Buol.
"Program itu sebagai upaya dan keinginan Pemda (Bupati-red) agar kabupaten buol tidak lagi menginpor beras dari luar. Dengan luasan dan potensi lahan sawah yang ada, tahun ini
Perusda dengan pola kemitraan bersama Bank Mandiri belum menggunakan APBD," ujar Syamsuddin.
Dikatakan Syamsuddin, saat pihaknya dan teman teman dipercayakan Bupati, APBD Kabupaten Buol sudah disahkan untuk anggaran tahun 2020, dan Pemda hanya mengfasilitasi alat hand traktor. Untuk kebutuhan pupuk dan obat obatan, dimitrakan dengan Bank Mandiri melalui kredit kecil/mikro petani.
"Sebenarnya tidak sulit untuk mencapai suplus beras di daerah ini. Kuncinya hanya satu, kesunguhan mengintervensi dan mengedukasi petani, baik peralatan maupun benih unggul dengan sistim tanam serentak." tambahnya.
Dari 70 hektar lokasi yang ada, setelah diintervensi Perusda Buol, dengan perlakuan sistim pengelolaan yang baik, dengan menggunakan benih unggul dan pemupukan teratur, dalam15 hektar lahan diperoleh 7 s/d 9 ton gabah perhektar.
Ditahap awal, kurang lebih 60 hektar lahan yang dikelolah langsung petani, dengan pola intervensi beni unggul dan edukasi, petani memperoleh 4 s/d 5 ton gabah dalam perhektar.
Profit yang dihasilkan sebagaimana ungkap menejer keuangan Perusda, Drs.Syamsul O Sama, MSi, untuk luasan 15 hektar dengan perhitungan modal awal dari yang dikelola petani intervensi beni dan edukasi, diperoleh kurang dari Rp.20 juta. Dan dari 15 hektar labah bersih hasil produksi, capaian profit bersih sejumlah Rp.150 juta
"itu yang kami syukuri. Sebelum diintervensi oleh APBD, kami sudah capai seperti itu di areal sedikit. Apalagi kalau sudah diintervensi," ujar Syamsul.
Pencapaian panen perdana dengan hasil maksimal dan menembus capaian produksi Nasional,Bupati Buol memberikan apresiasi kepada Perusda.(Ary)