03 Januari 2025 | Dilihat: 68 Kali
Perayaan Hari Ibu Oleh Emak-Emak RT Reksoniten, Unik.
noeh21

Reksoniten Solo | Minggu pagi 29 Desember 2024 silam, kelompok Ibu PKK kampung Reksoniten yang sering dikenal Soniten, sbuah nama wilayah di pertengah kota Bengawan, Tawa Tengah kumpul bareng denga kebaya masing-masing. 

Ya, mereka berkumpul dan membersamai kegiatan dalam rangka perayaan hari Ibu tahun ini (22 Desember 2024).

Lagi dan lagi, istri ketua RT setempat, Sri Mulyani jembali sukses mengajak warganya, khususnya para Ibu untuk  bergembira bersama dalam kehangatan sebuah kebersamaan yang begitu harmonis.

Bagaimana tidak, setiap yang emak-emak yang ikut perayaan hari Ibu ini dipersilahkan mengenakan busana batik kebaya pada minggu pagi dengan cuaca agak mendung tapi tidak turun hujan itu, diawali dengan berkumpul bersama di halaman Mesjid Nur Salam, 

Lalu para emak yang sebagiannya telah berusia paruh baya teruus terlihat bugar, dan selalu energik.  Mereka berjalan beriringan melintasi  gang yang mengelilingi wilayah Soniten, bahkan keluar ke jalan raya hingga tercipta suasana seru, penuhi tawa kegembiraan dimoment layaknya sebuah even festival buasana.

Tentu saja, komentar pun riuh terlontar dari setiap orang yang terlewati, terlebih karena mereka sudah saling mengenal akrab sebelumnya karena saling bertetangga,

Lontaran yang sering terdengar untuk para Ibu yang kesemuanya berdandan cantik, meski ada yang gemoi pada Ahad pagi itu,  mereka disangkakan rombongan keluarga yang hendak mengantar keluarga hajatan ganten.,

Keakraban kian pecah sebegitu hangat nampak ketika mereka saling lambaikan tangan dengan celotehan singkat yang mengundang tawa, saling pujian satu sama lain,

Iringan kaki bersama bagai gelaran iven busana  itu berakhir di tempat start awal, depan mesjid Nursalam. Dan sopadti, sebagian ngos-ngosan sambil berkupas lantaran jalan kaki.

Dan keseruan acara pun tambah terasakan manakala satu persatu dari emak-emak itu berurutan melenggok, melenggang lenggok layaknya peragawati tengah jalan diatas catwalk, menuju sebuah rumah salah seorang warga, tempat diadakannya peringatan Hari Ibu itu.

Tawa dan sorak sorai pun kian riuh ketika peserta yang lebih sering berjoged dibanding melenggang bak peragawati seperti yang diharapkan dari moment ini, Meski terlihat juga beberapa ibu-ibu tetap berjalan dengan kesantunan.

Ada pula yang nampak malu malu tapi berusaha menutupinya dengan menebar tawa, beberapa bahkan sanggup mengocok perut dengan pola kocaknya,

Pada kali acara ini ada dua sesepuh kampung yang bertindak sebagai juri,  berikan penilaian atas tampilan dan gaya berjalan dari tiap peserta.

Keriuhan penuh sorak sorai itu berakhir ketika semua telah berada dalam ruangan terselenggaranya acara, setelah rehat sembari nikmati suguhan berupa segelas teh hangat dengan cita rasa teh khas Solo yang belum tersaingi itu, beserta cemilan yang tersaji dalam bentuk Snack box,

Untuk kemudiannya, suasana berubah hening ketika Ibu Hesti, selaku putri dari tuan rumah, mulai memandu para Ibu menyanyikan bersama lagu mars PKK dengan posisi berdiri, dilanjutkan pembacaaan sila demi sila dalam Pancasila yang ditirukan seluruh peserta dengan semangat,  

Sedetik kemudian, suasana dalam ruangan itu seolah diubahkan oleh sebuah lagu daerah, menjadi nuansa yang digelayuti keharuan, mereka dengan penuh penghayatan dan rasa haru, menyanyikan sebuah lagu dengan syair berbahasa Jawa, yang  mungkin hanya orang Solo generasi terdahulu saja yang masih mengenalinya. 

"Wiwit Aku Isih Bayi" demikian judul lagu lawas ini, yang dalam bahasa Indonesia adalah berarti "Sejak Aku Masih Bayi", sebuah lagu berisikan pesan moral tentang kesadaran untuk selalu menaruh hormat dan berbakti pada Orang tua yang telah melimpahi kasih sayang terhadap anak anaknya sejak masih bayi..

Syair lagu ini begitu sederhana, tapi entah mengapa seolah sanggup mengharu biru rasa siapapun yang menyanyikannya dengan sepenuh penghayatan,

Sri Mulyani, pencetus dan penggerak terselenggaranya acara ini berupaya memecah kesenyapan penuh keharuan itu dengan mengajak para Ibu memulai sesi saling bertukar kado yang dibawa masing2 dari rumah. Keceriaan dan gelak tawa  kembali penuhi ruangan ketika masing masing membuka hadiah, 

Setelahnya, dua sesepuh kampung Soniten yang berusia lebih dari 80th diminta umumkan  tiga pemenang keluwesan berjalan dengan berkain kebaya, ketiga pemenang masing masing terima bingkisan paket kosmetik produk lokal, persembahan dari sponsor, seorang perias pengantin tradisional di kota Solo tapi enggan disebutkan namanya,

Menjelang tengah hari, kemeriahan acara peringatan hari Ibu di kampung Soniten Surakarta ini, ditutup dengan doa oleh Ibu Yeti, mantan seorang pendidik sekolah SLTA cukup ternama di Solo,  yang di usia sepuhnya masih nampak cantik dan terlihat modis dengan kain dan kebaya warna orange nya,

Setelah berfoto bersama, peringatan Hari Ibu 22 Desember 2024 inipun berakhirlah.. menorehkan kegembiraan dan kerukunan yang makin kental terjalin diantara warga sebuah kampung yang berdampingan dengan keberadaan Kraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta ini.

Sebuah acara singkat yang sanggup menggugah semangat kegembiraan para warga ini, tidak terlepas dari peran seorang istri ketua RT setempat, Ibu Sri Mulyani, yang mendedikasikan sebagian waktunya  gerakkan warganya untuk selalu guyub penuh semangat kekeluargaan,

Sebuah laku yang layak diapresiasi serta dijadikan percontohan bagi kampung lainnya di kota Solo tercinta ini..

Selamat Hari Ibu 2024, semoga semua Ibu selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan dalam kehidupannya, insaallah (athia)

Alamat Redaksi/ Tata Usaha

Jalan Anoa No 27 Palu  0822-960-501-77
E-Mail : Infoaktual17@yahoo.com
Rek : mandiri 1510005409963