Oleh : ATHIA
Infoaktual.id - Tolitoli l Aku rasa tersanjung, ketika seorang Pejabat penting sebuah Institusi Penegakan Hukum wilayah ini, Kejaksaan Negeri Tolitoli,  hubungiku per telfon beberapa waktu lalu.

Beliau meminta mediaku menuliskan peristiwa yang terlanjur telah diberitakan sebuah media yang ada dikota ini, secara tidak berimbang.

Tentu saja pemberitaan sepihak, dikhawatirkan akan mencederai  Subyek yang diwartakan andai terbiarkan begitu saja.

Sebelum lanjut,  sekedar untuk sekilas info, menurut sumber  yang bisa dipercayai, ada sekitar tiga puluh, bahkan mungkin lebih, media yang ada di kota Cengkeh ini, baik cetak maupun media online.

Tapi menurut hematku, diantara berpuluh media itu, media online Infoaktual.id, satu satunya media yang  berani "tampil beda". Enggan untuk "diseragamkan". Meski terkesan diposisi "Outsider" dari seluruh media yang ada di kota kabupaten Sulawesi tengah ini. Kenapa ? 

Ketika infoaktual.id mempublish sebuah fakta peristiwa, media yang dinahkodai wartawan senior Udin Lamatta ini,  miliki nyali serta keberanian tidak biasa. Tidak terselip setitikpun kepentingan selain dari keinginan tegaknya kebenaran serta keadilan yang seadil adilnya. 

Dia tidak pilih bulu. Tidak peduli akan berhadapan siapa ketika telisik jejak sebuah kebenaran.

Sehingga ketika sebuah berita telah tersaji, dipastikan telah lewati serangkaian proses investigasi panjang berliku, telah pula lalui konfirmasi berbagai pihak terkait. 

Jadi tayangnya informasi berita dimedia online infoaktual.id, bukanlah sebuah karya "kajuru juru", bukan pula hasil karya instan, pun far from hoax absolutely.

Informasi yang pernah ditebarkan mantan petinggi Pemerintahan kota ini pada jumpa pers yang diadakannya di rumah kediaman pribadi tahun lalu, yang mana beri penegasan bahwa pemberitaan demi pemberitaan infoaktual.id adalah hoax semata,

Sungguh, it's never happened.  Never. Tebaran informasi itu sendirilah lebih layak disebut HOAX. Alias informasi bohong. Sebuah laku pembohongan publik.

Kembali ke topik awal. Selepas pembicaraan telfon dengan pejabat Kejari Tolitoli kala itu, aku langsung konsultasikan ke  Pemred mediaku, meski saat itu kondisi kesehatannya tengah tidak baik baik saja.

Tapi ini ranah Pemred mediaku. Yang miliki pemahaman menyeluruh, close to perfection tentang persoalan hukum, lampaui  pakar bidang hukum itu sendiri sekalipun. 

Selain juga soal kehati hatian, kecermatan, utamanya ketajaman analisa berkait persoalan hukum.
  
Ketika dikemudiannya Pemred mediaku wawancarai  langsung pihak Kejari, Pemred sempat tawarkan apakah aku akan menulisnya ? 

Tapi dengan  santun tapi spontan aku sampaikan bahwa aku belum siap lakukan penulisan itu

Karena apa,  sedari awal aku fokus  kelola ruang "Jendela Sastrawi" di media ini. Pilihan kata, kalimat, serta nuansanya tentu tidaklah akan nyampai sebagaimana ketika aku hanya bercerita. Penulisan Straight News belum terlalu aku geluti intens.

Sebenarnya media apa sih yang oleh Kejari dinilai telah beritakan secara sepihak ? Apa juga yang melatarinya untuk sepihak ? 

Kalau sekedar jelaskan peraoalan ini, aku bisa menuliskannya dengan sangat jelas ditulisan mendatang.

Karena aku hanya akan bercerita. Menceritakan apa yang aku lihat dan dengar. Bukan menganalisanya dari kaca mata apapun..apalagi kaca mata kuda. 
Hehe..