Kapolri Sigit Tutup Satgas Misi Damai Unamid Sudan, Afrika Utara : BERKONTRIBUSI SEJAK 2008, JADI INSPIRASI POLRI DICINTA MASYARAKAT
infoaktual.id Jakarta | Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pimpin upacara penutupan Satgas Polri pada misi perdamaian UNAMID (United Nations Afrika Mission In Darfur), sebuah Misi kerjasama PBB dalam penyelesaian Konflik Darfur, Sudan (Afrika Utara), dimana di timur laut Republik ini adalah Laut Merah, Red Sea.
Dalam penutupan Satgas tersebut, Kapolri juga menganugerahkan Satyalancana Bhakti Buana kepada Satgas Garbha II FPU (Floating Point Unit) 12 UNAMID di Lapangan Bhayangkara Jakarta, selasa 8/2/2022.
Personel Satgas UNAMID yang telah selesai melaksanakan tugas harap Kapolri, agar selalu kembangkan profesionalitas, bagikan ilmu, lalu implementasikan pengalaman yang diperoleh, dalam rangka hadapi tugas kepolisian kedepan yang semakin kompleks.
"Jadilah inspirasi dan teladan bagi para personel lainnya dalam mewujudkan Polri yang modern, Polri yang berwawasan luas dan Polri yang semakin diharapkan dan dicintai masyarakat," kata Sigit.
Selaku Kapolri, Sigit berikan apresiasi dan penghargaan tinggi kepada jajaran Satgas FPU dan IPO (Individual Police Officer) UNAMID yang telah berkontribusi dalam pemeliharaan kedamaian dan ketertiban dunia sejak 2008, hingga berakhirnya masa tugas saat ini.
Dalam berkiprah menjadi pasukan perdamaian dunia kata Sigit, berbagai macam penghargaan dan prestasi telah diraih, diantaranya dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), badan yang ditujuk lindungi dan berikan bantuan kepada pengungsi.
Penghargaan lainnya kata Kapolri, berasal dari Kepala Pemerintahan Sudan, Kepala Kepolisian Sudan, Kepala Operasi Uni-Afrika, dan Police Commissioner UNAMID.
Semua itu diperoleh tutur mantan Kapolda Banten itu, atas kerja keras, dedikasi dan loyalitas seluruh personel Satgas UNAMID dalam menjaga keamanan dan perdamaian di wilayah Darfur, Sudan. Sehingga, telah menorehkan tinta emas dalam sejarah perjalanan Polri dan Indonesia di kancah internasional.
"Tentunya saya berharap duta - duta Indonesia di seluruh penjuru dunia yang saat ini tengah menjalankan tugas, dapat senantiasa terus menorehkan kebanggaan dan kehormatan bangsa Indonesia di mata dunia," ujar eks Kabareskrim Polri itu.
Selain itu, Jenderal Sigit menekan pula bahwa torehan prestasi personel Polri di kancah Internasional, sesuai dengan semangat transformasi, menuju Polri yang Presisi.
"Tepatnya pada kebijakan transformasi operasional Program kelima dan kegiatan ke-22, yaitu pengembangan kerja sama Internasional melalui peran Polri dalam misi perdamaian, misi kemanusian internasional, dan misi internasional lainnya," ucap Sigit.
Menurut Sigit, misi pemeliharaan perdamaian PBB, merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan diplomasi dan kerja sama Internasional Polri yang memiliki nilai strategis, sebagi wujud kontribusi Indonesia dalam laksana ketertiban dunia, seperti diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.
Komitmen itu, ungkap Kapolri, terwujud dalam 32 tahun Polri berkiprah dalam misi perdamaian dalam 18 misi PBB. Setidaknya sudah dikerahkan 2.975 personel untuk dijadikan Peacekeeper atau pasukan penjaga perdamaian.
"Jumlah personel Polri ini menempatkan posisi Indonesia diposisi ke-10 sebagai negara terbanyak yang mengirimkan personel dalam Troops Police Contributing Countries (TPCCS)," tutur Sigit.
Dikatakan, beberapa negara yang menjadi wilayah misi PBB, yaitu Yaman, Afghanistan, Kamboja, Sudan, Sudan Selatan, Mozambique, Namibia, Republik Afrika Tengah, Bosnia, Congo, Haiti, Slavonia, Mali dan Somalia.
Dalam hal ini, Sigit menyatakan, personel FPU dan IPO telah membawa harum nama bangsa Indonesia di kancah internasional dan mendapatkan apresiasi positif atas peran aktifnya dalam menjalankan misi pemeliharaan perdamaian PBB.
Dalam menjalankan sebuah misi pemeliharaan perdamaian PBB, Sigit menekankan bahwa butuhkan tanggung jawab begitu besar. Mulai dari melindungi masyarakat sipil, memberikan bantuan kemanusiaan.
Pula, memonitor perjanjian perdamaian antara pihak yang bertikai, mendukung mediasi penyelesaian konflik, serta membantu pemerintah Sudan dalam mengembalikan pengungsi ke tempat asalnya secara sukarela.
"Selain itu, dimasa berakhirnya misi UNAMID ini, Indonesia juga dipercaya menjadi unit penjaga (Guard Unit) terakhir yang meninggalkan daerah misi atas profesionalisme dan disiplin tinggi yang diakui PBB, sejak awal penugasan UNAMID," tutup Sigit. (rati suarahebat.co.id/johan/shi grup/dininfo)